Kamis, 24 Maret 2016

Quick Confession?


YAAMPUN INI BLOG SIAPA YANG BIKIN
ITU FOTONYA SIAPA
KENAPA AKU MASIH HIDUP DENGAN SEMUA KEMALUAN INI

Jadi halo blogger, lama tak berjumpa. Walau saya sendiri tidak yakin akan ada yang membaca ini, tapi yasudahlah.

Hari ini adalah hari Kamis. Tepatnya, Kamis, 24 Maret 2016, 22 hari setelah saya akhirnya mendapat gelar sakral di dunia bernama "Usia 18+". Dan yang paling penting, 11 hari sebelum UN SMA tahun ini dimulai. Disamping kanan saya sekarang adalah dua lembar soal TO Fisika kemarin yang sampai sekarang saya masih gak mudeng 3/4-nya. Keren juga ya post terakhir di blog ini adalah saat saya pertama masuk dan selanjutnya yang kalian lihat adalah Bagaskara Putra yang sudah mau lulus saja. Walaupun akan keren kalau bilang, "sebenarnya itu saya sengaja," tapi sayangnya tidak, bukan itu alasannya. Saya cuma males. Maafkan daku. Hmm... jadi, mau nulis apa, ya. Curhat dan aib dikit mungkin, ya. Terserah dong ini blog gue.

Kata orang masa SMA itu masa paling berkesan. It may be an exaggeration, but damn I guess I must agree to this. Tiga tahun ini saya dapat banyak pengalaman. Saya gak akan cerita tentang hal membosankan seperti gimana akhirnya saya pergi nonton film di bioskop sendirian, engga. Saya cerita aja gimana perkembangan cara pandang saya terhadap hal-hal di sekitar saya. Well, growing up, I learned that people are scary.

Kalau mau memulai tentang perkembangan cara pandang, mungkin saya harus cerita tentang yang ini dulu. Sebuah topik yang universal dan pasti disukai oleh semua orang, cinta. Iya, saya akan cerita dikit tentang perjuangan cinta saya. As cringe as it is, I want to write it now. Di tahun kedua, saya jadi suka sama temen sekelas saya. Kenapa? Kalau mau jujur mungkin naluri laki-laki yang pengen melindungi wanita yang dia rasa sedang dilanda masalah. Cewek yang saya sukai awalnya adalah semacam cewek pendiem yang kerjanya kalau engga baca buku di kelas ya ngerjain tugas. Eh beneran lho, dia ke kamar mandi aja jarang. Tapi okelah itu gak penting. Singkat cerita, saya sering-sering ngobrolin ke dia. Waktu ada temen sekelas yang kayak dicomblangin ke dia, saya merasa sakit dan iri. "Wow, jadi ini rasanya beneran suka sama orang," batin saya waktu itu. Masa pdkt saya kalau diitung mungkin cuma dua bulanan. Sampai suatu hari ternyata dia jadian sama semacam orang penting di sekolah yang baru deket kira-kira dua mingguan. Haha taek. Dari situ saya jadi bisa lihat kalau selama ini dia engga pernah menganggap saya serius. Engga gpp, gue gak akan komplen tentang gue yang kalah atau gimana. Karena sakit hati, saya jadi bisa lihat perilaku dia secara objektif. Selama ini sebenarnya "dia" yang sebenarnya belum keluar. Sifat asli manusia memang cuma keluar waktu dua hal: sangat senang dan sangat marah. Saya jadi bisa membaca sifat asli dia yang sebenarnya dan semuanya... gimana bilangnya, ya, menarik? Setelah kejadian itu, saya jadi aware banget sama condong kelakuan orang-orang di sekitar saya. Hal yang engga bisa saya lihat sebelumnya. Sifat manusia. Oh dan btw, sekarang dia sudah engga pendiem lagi dan juga sudah bersosialisasi seperti anak cewek kekinian. Good for her, really.

Dan seperti saya bilang tadi, saya jadi aware sama orang-orang sekitar saya. Waktu mereka ngomong, cara ngomongnya, mimik mukanya, itu jadi hal-hal yang diem-diem suka saya lakuin. Saya jadi suka membedakan orang-orang di sekitar saya jadi beberapa kelompok karena ini. Terkesan nge-judge? Iya mungkin. Tapi beneran deh, saya jadi gak bisa diem kalau lihat orang. Kecuali kalau di tempat umum dan orang-orangnya engga saya kenal. Eh, tapi kadang juga pernah sih heu. Ini sudah jadi kebiasaan saya. Dan yang bisa saya ambil dari kebiasaan saya ini, saya jadi tahu kalau manusia itu bener-bener kompleks. Mereka mungkin terlihat simpel dari luar, tapi saya jadi tahu kalau apa yang mereka lakuin itu pasti ada sebabnya. Entah itu karena peristiwa apa yang mereka alami atau emang bawaan sifat. Karena ini juga, saya juga jadi susah bisa marah sama seseorang. Beneran. Yah, tapi ada juga orang-orang yang gak bisa saya tolerir sifatnya karena kayaknya memang pada dasarnya mereka orangnya kayak gitu dan mau gimanapun saya lihatnya mereka itu loss-cause banget lah. Dengan ini saya jadi sering menyesuaikan cara saya bicara dan berperilaku untuk orang yang berbeda-beda. Iya, mungkin ini memang udah masuk suka nge-judge banget. But I like it, and I think it's going to help me, so why not? 

Tapi sayangnya gara-gara kebiasaan saya ini juga sekarang saya jadi suka apatis sama hal yang terjadi di sekitar saya. Loh kok kontra? Iya, contoh simpel aja misalnya ada dua orang berantem di depan saya. Bukannya membantu melerai, saya cenderung justru diem saja dan mengamati yang terjadi, karena berpikir itu bukan urusan saya, walaupun sebenernya saya tahu saya harus melerai mereka dan yang mereka lakuin itu salah. Iya, yang serem sebenernya saya sendiri. Tapi sebagai orang yang menganut paham optimis yang pesimis, saya yakin diri saya di masa depan akan dapat mengatasi ini. Gini-gini saya punya rasa kepercayaan pada diri sendiri yang sangat tinggi. Eh? Sudah tahu? Heu. Oh iya saya juga jadi suka banget lihat ke masa lalu kayak nyari akun sosial temen-temen lama saya kayak dari SD atau SMP dan lihat perbedaan mereka dari yang saya kenal dulu dan sekarang. Dan sebenernya karena itu juga saya mau nulis post baru lagi di blog ini. YAAMPUN BLOG INI ADALAH KESALAHAN. Ah, tapi bukan berarti saya benci diri saya yang dulu. Jika ada mesin waktu di depan mata saya sekarang pun, saya yakin saya gak akan pernah menggunakannya. Apapun yang terjadi sekarang adalah karena perbuatan kita di masa lalu. Saya selalu bersyukur semua sudah terjadi. Oh, tapi mungkin bisa saya pakai untuk melihat wajah istri masa depan saya. Hmm...

Well oke, ini sudah kelewat panjang dan sekarang sudah satu jam sejak saya nulis post ini. Sial, besok genjot bener deh Fisika-nya. Oke, jadi... hm? Apa poin dari post ini? Kotae wa anata no kokoro, desu.

Sampai jumpa tiga tahun dari sekarang! Oh iya, hampir lupa bilang,

Superman mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang baik.